Billy Thompson tahu semua hal tentang menjadi
juara. Ia memenangkan gelar di hampir setiap tingkat di mana ia bermain basket,
termasuk dua Kejuaraan Dunia NBA dengan Los Angeles Lakers. Namun kini, sang
juara memilih untuk melayani sebagai seorang pendeta di Jesus People Proclaim
International Ministries Church di Boca Raton, Florida. Melalui pelayanannya,
dia menjangkau banyak orang untuk dapat menerima Kristus.
Tidak hanya melalui
gerejanya, Thompson juga kerap menjadi pembicara inspirasional di kamp basket
pemuda, perusahaan dan sebagainya. Namun, salah satu tugas terbesar yang telah
dibebankan Tuhan kepadanya adalah untuk mempengaruhi dan membimbing pemuda
bermasalah dengan latar belakang budaya dan sosial ekonomi yang beragam melalui
program “Heart of a Champion” besutannya.
“Dari program ini, tujuan kami adalah untuk menyadarkan kaum
muda bahwa Allah mengasihi mereka dan menginginkan mereka untuk menjadi juara,
sebagaimana tujuan Allah menciptakan mereka,” ungkap Thompson. “Kami ingin
membangun iman, integritas, kepercayaan diri dan ketekunan dalam anak-anak ini.
Dengan bantuan Tuhan, kami percaya akan terjadi perubahan radikal dari yang
biasa-biasa menjadi yang unggul,” tambahnya.
Menurut Thompson, sebagai junior di University of Louisville
pada tahun 1985, dia pun pernah menjalani kehidupan mahasiswa dengan polemik
dan kenakalannya. Apalagi prestasinya sebagai bintang basket memungkinkannya
untuk mendapat apa saja yang diinginkannya, termasuk narkoba. Namun suatu
malam, Thompson mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang kemudian
mengubah hidupnya.
“Saya mendengar Dia berkata, “Kamu akan mati jika kamu tidak
memberikan hidupmu pada-Ku”,” kisah Thompson yang kemudian mendapat penglihatan
bahwa dirinya berada dalam ranjang dorong untuk dimasukan ke ambulans karena
ditemukan mati overdosis. Thomson sempat keluar dari dunia basket, namun dia
sadar bahwa Tuhan memintanya untuk kembali ke sana agar bisa menjangkau banyak
pemuda seperti dirinya.
Setiap manusia harus sadar akan keberdosaannya, dan upah dosa adalah
maut. Namun oleh karena pengorbanan Kristus di kayu salib kita kembali mendapat
kesempatan untuk hidup dalam kemenangan atas dosa. Hal ini harus kita responi
dengan betanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan kita, sehingga di manapun
Tuhan menempatkan kita, baik itu di lingkungan kerja maupun pendidikan, kita
pun mampu menjadi teladan hidup yang benar.
0 komentar:
Posting Komentar