Legenda klub sepak bola
Liverpool, Bill Shankly (1913-1981), dikenang dengan pernyataannya, “Beberapa
orang meyakini bahwa sepak bola merupakan soal hidup dan mati. Saya sangat
menyayangkan sikap tersebut. Saya dapat meyakinkan bahwa sepak bola jauh lebih
penting daripada itu.” Sungguh sangat pernyataan yang sangat bersemangat dari
seorang legenda sepak bola. Dalam status kita sebagai orang Kristen, apakah
kita juga semangat yang demikian akan penyembahan. Dalam Mazmur 63, Raja Daud
menyatakan bahwa kasih Allah lebih baik dari segala kehidupan sehingga Ia
memuji-muji Dia karenanya. Dapatkah kita menyatakan sesuatu dengan kalimat yang
sama ? mari kita katakan : “ Beberapa orang meyakini bahwa penyembahan
merupakan soal hidup dan mati. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa penyembahan
jauh lebih penting daripada itu.”
Sulit rasanya untuk mengatakan
itu. Namun itu benar juga. Penyembahan tidak dapat dikotak-kotakkan.
Penyembahan bersifat terintegrasi dan aktif. Penyembahan memberikan ruang
kepada Allah untuk menyusup dalam relung-relung jiwa terdalam kita, dan dengan
pertolongan-Nya, kita menanggapi dengan selayaknya. Penyembahan memiliki dua
sisi; Allah yang memulai, sedangkan kita yang menanggapi. Dengan tidak
menyembah, berarti kita membiarkan visi kita akan Allah berkurang dan jiwa kita
mati perlahan-lahan. Ketika akhirnya Allah menuntun bangsa Israel masuk ke
Tanah Perjanjian, Dia memperingatkan mereka supaya jangan melupakan Dia ( Ul
6:12 ). Dia tahu sifat manusia yang suka berubah-ubah dan cendrung mudah lupa. Penyembahan
mencegah kita lupa akan Allah. Melalui firman Tuhan dan penyembahanlah jiwa
kita ditopang.
sumber : Living Life
0 komentar:
Posting Komentar